Opini
Oleh: Arif Muchlisin
Gunung Lawu. Secara administrasi, gunung yang mempunyai ketinggian 3265 mdpl (meter di atas permukaan laut) ini berada di perbatasan 2 provinsi, yaitu Jawa Tengah (Kabupaten Karanganyar) dan Jawa Timur (Kabupaten Ngawi dan Kabupaten Magetan). Gunung Lawu merupakan salah satu bagian dari sabuk gunung api berumur Kuarter (< 2,6 juta tahun yang lalu) di Jawa. Gunung api Kuarter terbentuk akibat subduksi (tumbukan) antara lempeng Samudera Indo-Australia yang menunjam di bawah lempeng Benua Eurasia. Contoh gunung api Kuarter di Jawa selain Gunung Lawu yaitu Gunung Merapi, Gunung Merbabu, Gunung Slamet, Gunung Sindoro-Sumbing, Gunung Arjuna, Kompleks Pegunungan Bromo-Tengger, dan lain lain. Gunung api-gunung api Kuarter ini apabila kita lihat melalui google mapsΒΈ maka akan membentuk trend (kelurusan) yang mengarah dari barat hingga timur (Gambar 1).

Tahukah kamu jika Gunung Lawu itu sebenarnya tidak 100% mati lho?
Gunung Lawu tergolong kedalam gunung api tipe B. Gunung api tipe B merupakan gunung api yang sesudah tahun 1600 belum lagi mengalami erupsi magmatik, namun gunung api ini masih memperlihatkan gejala seperti adanya solfatara (fumarol yang mengeluarkan gas-gas belerang). Gunung api tipe B dapat mengalami erupsi kembali setelah beberapa ratus tahun mengalami dorman (istirahat). Tercatat bahwa Gunung Lawu mengalami erupsi terakhir pada 28 November 1885. Hingga sampai saat ini, 2019, Gunung Lawu belum pernah dilaporkan mengalami erupsi letusan kembali. Itu artinya bahwa gunung api ini telah lebih dari 100 tahun tidak mengalami erupsi. Namun demikian, bukan berarti Gunung Lawu tidak akan bisa meletus lagi karena di dalam perut gunung masih terdapat aktivitas magma yang sewaktu-waktu dapat meletus. Gunung api dorman ini dapat mengalami letusan kembali dan memiliki potensi ancaman dengan intensitas letusan yang mungkin akan lebih besar.
Lantas, kapan Gunung Lawu diprediksi akan meletus lagi?
Tidak ada yang bisa menentukan kapan tepatnya suatu fenomena alam terjadi. Semua rahasia di alam hanya dipegang oleh Tuhan YME. Kendati demikian, kita tidak perlu takut apabila hendak beraktivitas di dekat Gunung Lawu, karena pada dasarnya gunung api yang akan mengalami erupsi pasti akan menampakan tanda-tanda alam yang dapat dijadikan sebagai peringatan dini bagi kita. Dalam ilmu kegunungapian, tidak ada jaminan bahwa gunung api tersebut akan mati. Butuh waktu geologi (ratusan-jutaan tahun) untuk dapat memastikan bahwa gunung api tersebut dikatakan sudah tidak aktif lagi. Namun, suatu saat bisa jadi Gunung Lawu dapat aktif kembali dan dapat mengalami letusan. Contoh aktivitas gunung api yang mengalami erupsi setelah ratusan tahun dorman yaitu Gunung Sinabung yang merupakan gunung api tipe B tercatat tidak meletus lagi sejak tahun 1600. Namun saat ini kita ketahui bahwa Gunung Sinabung tersebut aktif mengalami erupsi kembali.

Aktivitas Gunung Lawu yang menunjukkan bahwa gunung api ini masih aktif hingga saat ini yaitu kita bisa merasakan adanya bau gas belerang yang menyengat. Bau gas belerang ini muncul dari fumarol di Kawah Candradimuka atau relief bukaan di sisi selatan Gunung Lawu dimana bukaan ini tepat memisahkan Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kenampakan relief bukaan pada sisi selatan Gunung Lawu dapat dilihat pada gambar diatas (Gambar 2).