Karanganyar – Ternyata, hingga saat ini masih banyak warga yang belum teredukasi dengan hoaks. Hal tersebut dibuktikan oleh data yang telah dihimpun oleh Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo Soloraya) ketika workshop “Jurus Cerdas Tangkal Hoaks” yang diselenggarakan Diskominfo Karanganyar di Ngargoyoso kemarin (16/09). Berdasarkan data tersebut, terungkap selama tahun 2021 Mafindo telah mengantongi 1888 kasus hoaks. Dari data itu sebanyak 24.7% merupakan hoaks kesehatan dan 22.7% hoaks politik.
Wakil Ketua Komite Organisasi & PSDM Demisioner Mafindo, Erwina Tri, yang juga pemateri dalam workshop mengatakan bahwa dari data tersebut yang paling banyak sebagai media penyebarannya adalah Facebook (49.4%) dan Whatsapp (15.9%). Dirinya mengajak kepada seluruh peserta workshop untuk waspada, apalagi sebentar lagi memasuki ajang perpolitikan Pemilu 2024. Sejak Pilpres 2014, hoak digunakan sebagai sebuah senjata pemenangan kompetisi politik.
“Hingga pilpres 2019, hoaks tetap dianggap efektif untuk digunakan dalam berbagai kontestasi, baik kontestasi politik di berbagai level maupun kontestasi ideologi”, tandasnya.

Erwina membagikan jurus jitu tangkal hoaks diantaranya cermati alamat situs, jangan hanya membaca judul, periksa fakta, cek keaslian foto dan ikut group diskusi. Ia juga mengajak para peserta untuk turut aktif membuka situs antihoaks seperti turnbackhoax.id dan cekfakta.com yang sudah terintegrasi dengan 24 media online. Mafindo sendiri telah memiliki aplikasi chatbot Kalimasada yang bisa digunakan masyarakat untuk memeriksa hoaks, cek fakta terbaru hoaks, dan tips melawan hoaks. Aplikasi ini berwujud akun Chatbot Whatsapp yang dapat diakses melalui nomor 0859-2160-0500.
Sementara itu, Plt. Kepala Diskominfo Kab. Karanganyar, Drs. Sujarno, M.Si dalam sambutannya mengatakan saat ini penggunaan teknologi informasi semakin meningkat. Mulai dari pendidikan hingga membeli bahan bakar semua menggunakan aplikasi di handphone, berbeda dengan jaman dulu ketika siswa tidak diperbolehkan menggunakan HP, sekarang media pendidikan semua menggunakan HP. Dengan kemajuan teknologi ini tentu terdapat plus minusnya.
“Dengan workshop kali ini mudah – mudahan memotivasi kita semua, baik dari Kelompok Informasi Masyarakat (KIM), dan pegiat Media Sosial bermitra dengan Kominfo untuk menangkal hoaks”, tambahnya.

Ketua Komisi A DPRD Karanganyar, Drs. Sri Harjono dalam sambutannya menjelaskan tentang sejarah hoaks. Menurutnya sejak tahun 1600-an sudah ada hoaks. Sri Harjono juga memaparkan jurnalisme pertama di Indonesia. Ia mengajak peserta untuk aktif dengan memberikan kuis tentang siapa jurnalis pertama di Indonesia, tentu yang berhasil menjawab akan mendapatkan reward.
“Dan disebut dengan Bapak Jurnalis Indonesia yang tidak pernah terekpos oleh media. siapakah ada yang tahu?”, tuturnya.
“Bapak Jurnalis Indonesia itu namanya Tirto Adi Suryo”, tambahnya.
Komisi A DPRD Karanganyar yang hadir mendampingi Sri Harjono diantara Aan Shopuanuddin dan Eny Candrawati.
Kegiatan workshop ini dihadiri oleh Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) dan para pegiat medsos di Karanganyar. Acara workshop diakhiri dengan tanya jawab dari para peserta. (Oki)
PHOTO GALERI