Karanganyar — Monitoring dan evaluasi (monev) proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Wasusokas (Wonogiri, Sukoharjo, Surakarta, dan Karanganyar) digelar di Bendungan Jlantah, Kecamatan Jatiyoso, Kabupaten Karanganyar, Kamis (10/4) sore. Acara ini dihadiri oleh anggota Komisi V DPR RI, Sriyanto Saputro, bersama Bupati Karanganyar.
Dalam keterangannya, Sriyanto menegaskan pentingnya sinergi antara pembangunan infrastruktur fisik dan sistem irigasi untuk menunjang sektor pertanian. Ia menyebut bahwa saat ini telah tersedia Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 2 Tahun 2025 yang menjadi dasar percepatan pembangunan sistem irigasi.
“Dengan Pak Bupati, karena ketika fisik sudah ada, maka irigasinya juga harus disiapkan. Kebetulan sudah ada Inpres Irigasi Nomor 2 Tahun 2025. Ini akan kita genjot, harapannya petani lebih sejahtera, dan target swasembada pangan bisa cepat tercapai,” jelas Sriyanto.
Ia menambahkan, irigasi yang direncanakan akan mengairi lahan pertanian seluas 27 hektare di wilayah sekitar. Jika pengembangan lahan berhasil hingga 600 hektare, dampaknya akan sangat signifikan.
“Kami terus berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) dan Bupati agar tahun 2026 nanti sudah ada anggaran untuk irigasi, meski belum sempurna. Kalau hanya mengandalkan APBD Kabupaten tentu sangat berat. Idealnya kita butuh dasar anggaran sekitar Rp130 miliar untuk perluasan ke berbagai arah,” terangnya.
Sementara itu, Bupati Karanganyar Rober Christianto, S.E., M.M. menyatakan dukungan penuh terhadap pembangunan waduk dan proses pembebasan lahan yang dibutuhkan untuk pengembangan irigasi dan air baku.
“Kami sangat berterima kasih atas pembangunan waduk ini yang hampir 100 persen pemanfaatannya untuk pertanian di Karanganyar. Soal pembebasan lahan, pemerintah daerah pasti akan mendorong dan membantu agar prosesnya berjalan lancar,” kata Bupati.
Ia juga mengungkapkan rencana jangka panjang pemerintah daerah dalam memadukan fungsi bendungan dengan sektor pariwisata.