Daerah Perbatasan Diperketat

Sejumlah pintu masuk perbatasan dengan Kabupaten Karanganyar mendapat pengawasan ketat dari Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Karanganyar, menyusul penyebaran virus antraks yang semakin meluas. Selain itu, pengawasan juga dilakukan untuk rumah potong hewan (RPH) dan hewan ternak maupun daging yang masuk ke Karanganyar.
Kepala Disnakan Mohammad Hatta mengungkapkan, pengawasan ditingkatkan semenjak beberapa daerah Surakarta mulai muncul virus antraks. “Di daerah perbatasan itu lebih mengkhawatirkan, karena sebagai pintu masuk dan penyebaran penyakit yang sudah mulai menyebar ke manusia,” terangnya kepada Joglosemar kemarin.
Tetapi hingga kemarin, Hatta mengaku masih menjamin kesehatan hewan-hewan yang ada di Karanganyar. Karena pihaknya selalu memvaksin hewan ternak seperti secara rutin. “Untuk memberikan kekebalan tubuh pada hewan, kami sudah menerapkan vaksinasi hewan setiap enam bulan sekali. Desember 2010 kemarin, sudah diadakan vaksinasi,” terangnya. Tetapi, untuk semakin meningkatkan keamanan terhadap antraks, rencananya dalam waktu dekat ini pihaknya akan kembali memberikan vaksin. “Mungkin Maret atau April akan kami lakukan vaksinasi massal,” katanya.
Sejumlah perbatasan yang diwaspadai yakni perbatasan dengan Kabupaten Boyolali, yang ada di Gondangrejo, juga Kabupaten Sragen. Terlebih lagi di wilayah Gondangrejo, kata Hatta, ada RPH. “Untuk setiap hewan yang dikirim ke Kabupaten Karanganyar kami akan meminta surat keterangan kesehatan hewan (SKKH) dari daerah asal hewan,” urainya.
Sementara itu untuk kebutuhan daging sendiri, menurut Hatta masih tercukupi dan tidak perlu mendatangkan hewan dari luar daerah. Untuk setiap harinya di Karanganyar rata-rata membutuhkan 12 hingga 13 ekor sapi. “Setiap harinya di RPH lebih kurang memotong 12 sampai 13 ekor sapi, dan jumlah itu sudah mencukupi untuk kebutuhan Karanganyar,” tandasnya.
Menanggapi maraknya Antraks, Bupati Karanganyar Rina Iriani mengaku surat membuat disposisi surat ke Disnakan dan meminta agar Disnakan tetap mewaspadai antraks. “Kami tidak menolak pengiriman daging, tetapi untuk mewaspadai virus tersebut kami mengimbau kepada masyarakat agar mengurangi konsumsi daging dulu,” tuturnya kemarin.